Lihatlah ke Ujung! – oleh usbob
Ibnul Qayyim rahimahullah dalam kitab Al Fawaid mengatakan :
من أحدث قبل السلام بطل ما مضى من صلاته، ومن أفطر قبل غروب الشمس ذهب صيامه ضائعا، ومن آساء في آخر عمره لقي ربه بذلك الوجه.
“Siapa berhadats sebelum salam, maka shalatnya batal. Siapa yang berbuka sebelum terbenamnya matahari, maka puasanya hilang sia-sia. Dan barang siapa melakukan keburukan di akhir hidupnya, maka dia bertemu Rabbnya semisal itu (merugi, tidak berguna amalannya).”
Suatu sempat Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam menatap seorang pejuang yang gagah berani yang berhasil membunuh banyak musuh. Hal aneh yang dirasakan para sahabat termasuk Sahl bin Saad As Saidi adalah ujaran Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam yang menyatakan bahwa pejuang muslim itu adalah ahli NERAKA!
Merasa aneh dengan sabda Nabi tersebut, seseorang kemudian menguntitnya. Hingga saat prajurit pemberani itu terluka dan ia tak kuat menahan rasa sakit, maka ia ambil pedangnya dan mengakhiri hidupnya dengan menusukkan ke dadanya.
Ia akhiri hidupnya dengan cara yang BURUK yang menyebabkan masuk neraka, dan kisah itu diriwayatkan oleh imam Bukhari dalam kitab shahihnya.
Satu kalimat Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam yang perlu dikenang adalah:
وَإِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيمِ
“Sesungguhnya amal itu (dinilai) dengan penutupnya (akhirnya).” (HR. Al-Bukhari)
Berusahalah untuk sering lihat ke ujung, sobat!
Ujung dari amal kita…
Ujung dari umur kita…
Dari semua perjalanan hidup…
Usaha…
ikhtiar…
Semua ini dimana ujungnya…?!
Apakah akan mendatangkan rahmat Allah atau murka-Nya…?!
Dalam sebuah kesempatan saya pernah shalat di sebuah masjid di pulau Sumatera. Masjid di sebuah kampung nan jauh dari kota.
Warga memberitahukan kepada saya bahwa masjid ini diinisiasi oleh seorang mantan preman yang sebutlah bernama Rahmat.
Rahmat, bukanlah warga kampung tersebut. Ia pendatang. Namun disana ia malah menemukan hidayah Allah. Ia rajin shalat, belajar agama dan penduduk kampung turut belajar bersama beliau.
Belum ada masjid di kampung itu, sebab muslim minoritas. Maka mereka bergotong-royong membangun masjid. Namun apa dikata ekonomi penduduk kampung pas-pasan.
Rahmat pun memposting di media sosial tentang masjid ini. Dan pertolongan Allah berdatangan. Masjid itu secara berangsur mulai dibangun.
Namun baru 60% pembangunan, Rahmat jatuh sakit. Orang bilang karena ia kelelahan. Qadarullah dalam sakitnya, ia pulang menghadap Allah. Padahal masjid impian nya belum rampung.
Berita kematian Rahmat menjadi inspirasi buat warga kampung dan orang banyak. Hingga masjid itu pun selesai dibangun usai kematiannya. Tidak hanya itu, 11 masjid dan 1 madrasah dibangun orang karena inspirasi dari sang mantan preman ini.
Saya merinding sekaligus iri mendengar kisah Rahmat ini. Sungguh amal itu tergantung pada akhirnya.
Sebab itu sering-seringlah lihat ke ujung, sobat!
“Barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya, dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.” (QS. Az-Zalzalah: 7-8)
Wassalam,
usbob
Hubungi Kami
